Kamis, 27 Februari 2014

Social Engineering

          Social engineering adalah faktor manusia (human factor) yang menyebabkan kebobolan pada sistem dan network dari suatu perusahaan. Perusahaan yang sudah memiliki proses autentikasi, firewall, virtual private network, atau bahkan software network monitoring yang paling canggih sekalipun masih rentan terhadap serangan yang menggunakan metode ini. Seorang karyawan mungkin saja memberikan informasi rahasia perusahaan tanpa menyadarinya. Entah mungkin melalui e-mail, telepon, atau dengan orang yang belum dikenal sekalipun. Hal ini umumnya terjadi karena manusia mempunyai sifat sosial yang tinggi dan cenderung suka berinteraksi dengan orang lain. Di samping itu juga orang seringkali salah menafsirkan seseorang dengan hanya mengira-ngira berdasarkan ciri-ciri fisik saja.Misalkan saja, kita akan spontan membantu membukakan pintu apabila ada orang yang datang mengangkut beberapa boks berukuran besar, karena mengira orang tersebut adalah seorang kurir yang sedang mengantarkan barang.




    Seringkali orang secara tidak sadar membocorkan informasi penting yang dapat digunakan oleh cracker untuk melakukan pembobolan terhadap suatu sistem komputer. Seorang cracker yang sudah terlatih dan menguasai teknik social engineering dapat mengumpulkan data yang cukup lengkap dari korbannya hanya melalui percakapan, tanpa disadari korbannya bahwa dia sedang diinterogasi. Beberapa perusahaan yang sudah memiliki website sekalipun terkadang tanpa ragu-ragu mempublikasikan data pribadi karyawan atau bahkan pemilik perusahaan tersebut, seperti data jabatan, nomor telepon, alamatemail, atau bahkan alamat tempat tinggalnya.

          Seorang cracker yang sedang mengincar untuk membobol suatu perusahaan bahkan dapat memanfaatkan informasi yang secara tidak sadar dibocorkan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan pada saat memasang iklan lowongan kerja di media massa, dengan mempublikasikan sistem yang harus dikuasai oleh pelamar kerja yang bersangkutan (contohnya UNIX,WINDOWS 2000, ORACLE, SQL, dll). Perpaduan Seni dan Keahlian Social engineering adalah paduan antara seni dan keahlian (art & science) untuk mempengaruhi seseorang agar menuruti segala permintaan cracker. Social engineering bukan merupakan salah satu bentuk hipnotis atau kontrol pikiran, di mana korbannya diminta untuk melakukan halhal di luar kebiasaan normal. Dua terminologi penting yang mendefinisikan
social engineering adalah:

- Social engineering merupakan salah satu trik yang digunakan oleh cracker untuk mengumpulkan informasi
   dari seseorang. Bukan membobol suatu sistem.
- Subversi Psychology adalah bentuk yang digunakan pada social engineering yang secara jangka panjang        berusaha untuk menjaga secara kontinu alur informasi dan bantuan dari user.

          Social engineering menekankan penyerangan pada sambungan yang paling lemah pada rantai keamanan komputer. Manusia pada umumnya adalah titik lemah pada sambungan tersebut. Usaha untuk mempengaruhi seseorang agar mau diminta untuk menyelesaikan suatu tugas tertentu dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara pertama yang paling mudah dan jelas adalah dengan melalui permintaan secara langsung, dimana seseorang diminta secara langsung untuk menjalankan serangkaian tugas tertentu. Cara tersebut umumnya mudah diketahui atau disadari oleh korbannya, namun merupakan salah satu cara yang paling mudah dilakukan. Cara kedua adalah dengan menciptakan suatu kondisi di mana target dibuat ikut serta. Pada cara kedua ini, cracker membuat alasan yang lebih sesuai daripada alasan personal yang digunakan pada cara pertama. Cara kedua ini lebih sulit untuk dilakukan, namun keuntungannya, dengan cara ini kita dapat mengumpulkan informasi yang lebih lengkap.

Social engineering dapat dibagi menjadi dua tipe :
1. Social engineering yang didasarkan pada sisi manusianya (human based social engineering)
2. Social engineering yang didasarkan pada sisi teknis atau komputernya (computer based social engineering)

          Human based social engineering melibatkan interaksi antara manusia yang satu dengan yang lainnya.
Sementara computer based social engineering bergantung pada software yang digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi yang diperlukan.

          Gartner Research mencatat bahwa ada enam sifat manusia yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan  proses social engineering:
- Reciprocation (Timbal Balik)
   Contoh: Kita cenderung untuk membeli suatu produk tertentu setelah diberikan sample gratis sebelumnya.
- Consistency (Konsistensi)
   Contoh: Pada saat kita sedang mengajukan suatu pertanyaan dan menunggu beberapa saat, orang yang          ada di sekitar kita akan berusaha untuk mengutarakan suatu komentar atau berusaha untuk menjawab.
- Social Validation (Validasi Sosial)
   Contoh: Umumnya kita cenderung untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh orang lain.
   Liking (Kesukaan)
   Contoh: Kita cenderung untuk mengatakan “ya” atau “setuju” kepada orangorang yang dekat dengan kita      atau pada orang yang kita suka.
- Authority (Kekuasaan)
   Contoh: Kita cenderung untuk mengikuti atau menuruti anjuran atau saran dari orang yang memiliki
   kedudukan atau posisi yang cukup tinggi.
- Scarcity (Kelangkaan)
   Contoh: Kita cenderung lebih menghargai sesuatu atau menjadi lebih menginginkan sesuatu yang jarang ada    atau langka di pasaran.

Human based social engineering dapat dikategorikan menjadi lima jenis :
- Impersonation (Pemalsuan)
   Contoh: Cracker menyamar sebagai salah seorang karyawan dari suatu perusahaan, petugas kebersihan,
   kurir pengantar barang, dan sebagainya.
- Important User (Menyamar sebagai orang penting)
  Contoh: Cracker menyamar sebagai seorang yang memiliki kedudukan tinggi di perusahaan dan kemudian
  berusaha untuk meng-intimidasi karyawan atau bawahannya untuk mengumpulkan informasi dari mereka.
- Third Party Authorization (Pemalsuan otorisasi)
   Contoh: Cracker berusaha meyakinkan target atau korbannya untuk memberikan informasi yang
   diperlukan dengan mengatakan bahwa ia telah diberi otorisasi penuh oleh seseorang untuk menanyakan hal     tersebut.
- Technical Support (Menyamar sebagai bagian technical support)
   Contoh: Cracker menyamar sebagai salah satu dari tim teknisi dan berusaha mengumpulkan informasi dari
   korbannya.
- In Person (Mendatangi langsung ke tempat korban)
   Contoh: Cracker mendatangi langsung tempat atau lokasi korbannya untuk mengumpulkan informasi dari
   lokasi di sekitar tempat korbannya, antara lain dengan menyamar sebagai petugas kebersihan dan mencari
   atau mengumpulkan data/informasi dari tempat sampah yang ada di tempat korban (dumpsterdiving), atau
   berusaha melihat sekeliling pada saat user sedang mengetikkan password di komputernya (shoulder
   surfing).

          Beberapa aturan yang dapat mencegah atau setidaknya mengurangi akibat atau kerusakan yang dapat terjadi pada human based social engineering adalah:
- Semua pengunjung yang bukan karyawan internal dari perusahaan harus selalu dikawal selama berada di dalam perusahaan.
- Segera laporkan apabila secara tibatiba perusahaan Anda kedatangan tamu yang mengaku sebagai petugas kebersihan, atau siapa saja yang datang tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu. Periksa dengan teliti identitas mereka.
- Kunci selalu ruangan tempat penyimpanan data atau peralatan penting, seperti server, pabx, ruang filing, dan sebagainya.
- Buat daftar inventaris dari semua barang yang ada di dalam perusahaan. Lakukan pemeriksaan dan laporkan setiap kehilangan barang yang terjadi.

Computer based social engineering dapat dikategorikan menjadi empat jenis:
- Mail/IM (Instant Messenger Attachment)
Setiap karyawan umumnya sering atau setidaknya pernah menggunakan software e-mail atau instant messenger (chatting). Melalui fasilitas semacam itu seorang cracker dapat dengan mudah mengirimkan suatu file attachment berisi trojan, virus atau worm dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau informasi dari komputer korban.
- Pop-Up Windows
Cracker dapat membuat suatu software untuk menipu user agar memasukkan username dan password miliknya dengan menggunakan pop-up window pada saat
user sedang menggunakan komputer.
- Websites
Cracker dapat membuat suatu website tipuan untuk menarik user agar memasukkan alamat e-mail dan password pada saat mendaftar (register) untuk memperoleh
hadiah, misalnya. Biasanya password yang digunakan oleh kebanyakan user adalah sama dengan password yang digunakan di PC kantor.
- Spam Email
Cracker dapat mengirimkan e-mail berisi attachment yang mengandung virus atau trojan. Virus atau trojan ini dapat dimanfaatkan untuk mengumpulkan informasi
yang terdapat di komputer user (korban).

Reverse Social Engineering
          Reverse social engineering merupakan suatu bentuk social engineering tingkat tinggi.Proses yang dilakukan merupakan kebalikan dari social engineering biasa. Pada reverse social engineering cracker berusaha menciptakan suatu situasi sedemikian rupa sehingga target atau korban akan berusaha untuk menghubunginya untuk meminta bantuan, bukan sebaliknya. Contoh kasus, seorang cracker mengirimkan suatu virus kepada target korbannya sehingga komputer korban rusak terinfeksi oleh virus. Pada tahap ini, korban akan berusaha untuk mencari bantuan dan sang cracker menyamar sebagai seorang dari tim support yang berusaha memberikan bantuan. Target kemudian secara tidak sadar akan mengikuti semua perintah atau petunjuk dari cracker yang akan memudahkan cracker tersebut mengumpulkan informasi.




Sumber : Majalah CHIP

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
 
Blogger Templates